Program Revitalisasi Sekolah di SLB Trituna Subang Ubah Kelas Kumuh Jadi Nyaman
Kepala SLB Trituna Subang, Lela Latifah, mengungkapkan bahwa proses rehabilitasi telah mencapai 70 persen. “Kita sudah sampai 70 persen, jadi sekarang kerja cuma beberapa saja untuk merapikan,” ujarnya.
Baca juga: Kemendikdasmen Catat Program Revitalisasi Sekolah Lampaui Target
Sebelum revitalisasi, sebagian ruang kelas berada dalam kondisi memprihatinkan. Atap yang bocor dan plafon yang runtuh membuat kegiatan belajar terganggu.
“Sebelum revitalisasi, sebagian kelas memang sangat kumuh karena kemarin kena hujan juga, jadi banyak yang bocor. Sebagian atap juga ada yang jatuh,” kata Lela.
Setelah melalui proses seleksi, SLB Trituna menerima bantuan rehabilitasi dengan rincian 4 ruang kelas rusak sedang beserta perabotnya, 1 ruang pembelajaran khusus, 1 ruang administrasi, dan satu toilet dengan sanitasi lengkap
Baca juga: Revitalisasi SMPN 20 Diyakini Selesai Tepat Waktu, Legislator Tangsel Berikan Apresiasi
Menurut Lela, proses pengerjaan berjalan cepat. “Sekitar dua bulan sampai sekarang sudah 70 persen,” terangnya.
SLB Trituna saat ini memiliki 146 siswa dari jenjang SD, SMP, dan SMA dengan 22 tenaga pendidik. Keterbatasan SDM membuat satu guru masih harus menangani beberapa rombongan belajar.
Selain rehabilitasi ruang, program revitalisasi juga memperhatikan aksesibilitas siswa berkebutuhan khusus. “Kalau untuk revitalisasi ini, khususnya untuk SLB, itu pasti ada guiding block dan running block. Karena itu salah satu tanda bahwa sekolah tersebut adalah SLB. Jadi, aksesibilitas untuk anak berkebutuhan khusus itu harus ada,” ujar Lela.
Untuk pemanfaatan ruang baru, Lela menjelaskan bahwa desainnya fleksibel.
“Ruangan itu bisa dipakai untuk anak tuna rungu, tuna netra, tuna grahita, ataupun anak tuna daksa. Nanti penyesuaiannya menyusul,” jelasnya.
Sementara Direktur Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus Ditjen Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus Kemendikdasmen Saryadi menambahkan, manfaat revitalisasi sangat terasa dalam aktivitas belajar mengajar.
“Ibu-ibu tadi lihat pembelajaran siswa, mereka sangat termotivasi dengan ruangan yang menunjang yang fasilitasnya sangat nyaman untuk dijadikan tempat pembelajaran. Begitu juga guru. Jadi, siswa dengan guru itu motivasinya sangat meningkat,” jelasnya.