Bongkar Pandangan Gen Z Asuransi Digital: Riset Doktor Dirut Askrindo
Kabar gembira datang dari PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo)! Direktur Utamanya, Bapak M. Fankar Umran, baru saja sukses meraih gelar Doktor Ilmu Manajemen dengan predikat Cumlaude dan IPK sempurna 4.00 dari Universitas Tarumanagara. Tapi ini bukan sekadar gelar biasa, lho. Disertasinya membahas topik yang super relevan dan krusial untuk masa depan industri keuangan: pandangan Gen Z terhadap asuransi digital atau yang sering kita sebut Insurtech.
Disertasi Bapak Fankar ini berjudul “Faktor-Faktor yang Memengaruhi Keinginan Menggunakan Teknologi Asuransi (Insurtech) di Kalangan Generasi Z di Indonesia dengan Menggunakan Extended D-M Model.” Wah, judulnya memang ilmiah, tapi intinya adalah membongkar kenapa Gen Z ini kok belum sepenuhnya “jatuh cinta” dengan asuransi berbasis teknologi.
Menyingkap Rahasia: Kenapa Pandangan Gen Z Asuransi Digital Belum Maksimal?
Pernahkah Anda bertanya-tanya, “Padahal Gen Z kan melek digital banget, kok layanan asuransi digital belum booming ya di kalangan mereka?” Nah, pertanyaan ini dijawab tuntas dalam riset Bapak Fankar. Generasi Z yang lahir sekitar tahun 1997-2012 ini mencakup sekitar 27,5% dari total populasi Indonesia. Mereka adalah pasar potensial yang luar biasa besar, dengan gaya hidup yang serba digital dan transaksi yang hampir seluruhnya cashless.
Potensi Besar Gen Z yang Belum Terjamah
Bayangkan saja, Gen Z ini tumbuh besar bersama internet dan smartphone. Mereka sangat akrab dengan berbagai aplikasi, media sosial, dan segala bentuk transaksi online. Logikanya, layanan asuransi digital seharusnya jadi primadona, kan?
Ironi di Balik Angka Penetrasi Insurtech
Namun, di sinilah letak ironinya. Bapak Fankar menemukan bahwa penetrasi jalur Insurtech terhadap total premi asuransi nasional masih sangat rendah, hanya menyumbang sekitar 1%. Ini jelas sebuah paradoks yang perlu segera dipecahkan.
“Penelitian ini didedikasikan untuk lebih memahami bagaimana generasi Z di Indonesia melihat dan menggunakan layanan asuransi berbasis teknologi. Potensi besar ini perlu diatasi, bukan hanya diabaikan,” tegas Bapak Fankar, menekankan pentingnya risetnya ini.
Solusi Brilian dari Riset Doktor Askrindo: Mendekati Hati Gen Z
Disertasi Bapak Fankar bukan hanya mengungkap masalah, tapi juga memberikan solusi jitu. Ini semacam peta jalan bagi industri asuransi untuk lebih “nyambung” dengan Gen Z. Apa saja rekomendasinya?
- Produk yang Relevan: Industri harus merancang produk asuransi yang benar-benar sesuai dengan gaya hidup, kebutuhan, dan risiko spesifik Gen Z. Mereka butuh sesuatu yang personal dan fleksibel.
- Pengalaman Digital yang Bikin Betah: Dari mulai beli, klaim, sampai komunikasi, semua harus serba mulus dan intuitif secara digital. Jangan sampai Gen Z merasa ribet. Ini yang mereka harapkan dari inovasi insurtech.
- Memanfaatkan Semua Kanal Online: Optimalisasi distribusi melalui berbagai platform digital yang Gen Z gunakan sehari-hari, dari media sosial hingga e-commerce.
Askrindo Siap Jadi Pelopor Transformasi Digital Asuransi
Dengan pencapaian gelar doktor ini, komitmen Askrindo untuk tidak hanya berorientasi bisnis, tapi juga berbasis riset dan inovasi, semakin kuat. Mereka serius ingin memimpin perubahan ini.
Komitmen Berbasis Riset dan Inovasi
“Sebagai bagian dari Askrindo, kami berkomitmen untuk terus berinovasi dalam teknologi asuransi (insurtech), meningkatkan inklusi keuangan, dan memberikan perlindungan yang lebih luas kepada masyarakat,” ujar Bapak Fankar. Ini menunjukkan bahwa Askrindo tidak main-main dalam mendukung transformasi digital di sektor asuransi.
Visi untuk Inklusi Keuangan Lebih Luas
Langkah ini diharapkan menjadi modal penting bagi Askrindo untuk memperkuat strategi perusahaan dalam menghadapi tantangan era digital, sekaligus memperluas akses perlindungan asuransi bagi generasi muda dan seluruh lapisan masyarakat.
Prof. Dr. Agustinus Purna Irawan, salah satu promotor, juga ikut mengapresiasi riset ini. “Hasil riset ini menjadi kontribusi nyata bagi industri asuransi dalam memperkuat inklusi keuangan digital, khususnya dalam memahami perilaku generasi muda terhadap layanan keuangan berbasis teknologi,” tutupnya. Jelas, riset ini adalah angin segar bagi masa depan pandangan Gen Z asuransi digital di Indonesia!