Pemilihan Dekan UI: Transparan, Bebas Intervensi Politik!
Siapa yang tak kenal Universitas Indonesia (UI)? Salah satu kampus terbaik di Tanah Air ini selalu menjadi sorotan, tak terkecuali dalam urusan pemilihan dekan UI. Baru-baru ini, proses seleksi bakal calon dekan di UI mendapat perhatian khusus, termasuk dari Komisi X DPR. Tapi tenang, UI menegaskan bahwa seluruh proses ini dijamin bersih dari intervensi politik, lho!
Menjamin Integritas Akademik: Komitmen UI untuk Pemilihan Dekan yang Bersih
Memastikan pemilihan pemimpin kampus yang kredibel tentu bukan perkara mudah. Berbagai pihak pasti ingin agar prosesnya berjalan adil dan transparan. Nah, UI punya komitmen kuat untuk itu.
Suara dari UI Sendiri: Tegas Menolak Intervensi
Juru Bicara UI, Emir Chairullah, memastikan dengan gamblang bahwa tidak ada campur tangan politik dalam proses pemilihan dekan UI. Baginya, transparansi adalah kunci utama.
Kenapa penting banget? Supaya semua pihak percaya dan yakin kalau pemimpin yang terpilih benar-benar yang paling berkualitas dan berintegritas.
“Proses pemilihan dekan di UI dilakukan secara transparan. Melalui proses otonom perguruan tinggi,” jelas Emir. Ini menunjukkan komitmen UI untuk menjaga integritas akademik UI sebagai lembaga pendidikan tinggi.
Sorotan dari Senayan: DPR Ikut Angkat Bicara
Bukan cuma UI yang bersuara, lho. Wakil Ketua Komisi X DPR, Lalu Hadrian Irfani, juga ikut menyoroti. Beliau menegaskan bahwa pemilihan dekan di semua fakultas UI harus steril dari politik aliran maupun intervensi kekuasaan. Ini adalah prinsip penting yang wajib dijaga di setiap perguruan tinggi.
“Dugaan intervensi politik dan politik aliran dalam pemilihan dekan, di kampus manapun itu, termasuk di Universitas Indonesia ini, bagi kami merupakan hal yang serius dan tidak sejalan dengan prinsip otonomi perguruan tinggi,” kata Lalu. Komisi X DPR pun mendorong Kemendiktisaintek dan pihak UI untuk memastikan proses ini berjalan objektif dan bebas tekanan.
Pandangan Pakar: Kampus Bukan Panggung Politik
Senada dengan DPR, pengamat kebijakan publik Trubus Rahadiansyah juga ikut berkomentar. Menurutnya, jabatan dekan itu bukan ajang politik, melainkan sebuah amanah akademik.
Kampus, katanya, harus benar-benar mencerminkan jiwa-jiwa akademik dan bebas dari intervensi.
“Aneh bila kampus negeri justru terjerumus pada politik aliran dan praktik intervensi di level pemilihan dekan,” ujar Trubus. Ia menekankan pentingnya kampus bebas intervensi agar bisa fokus mengembangkan diri dan menjaga nilai-nilai UI.
Mengenal Lebih Dekat Tahapan Pemilihan Dekan UI Periode 2025–2029
Penasaran fakultas mana saja yang sedang melakukan seleksi dekan? Saat ini, proses seleksi bakal calon dekan UI untuk periode 2025–2029 sedang berjalan di beberapa fakultas, yaitu:
- FMIPA UI
- FK UI
- FKM UI
- FFarmasi UI
- Fasilkom UI
- FIB UI
- FISIP UI
- FPsikologi UI
- Vokasi UI
Setelah melewati tahap verifikasi administrasi, para calon dekan ini akan melangkah ke tahap selanjutnya: asupan publik serta pemaparan visi dan misi. Tahapan asupan publik ini akan berlangsung selama satu bulan penuh, sampai 13 November 2025.
Di sinilah peran kita sebagai publik, baik dari internal maupun eksternal UI, sangat diharapkan. Kita bisa ikut memberikan masukan terhadap para calon dekan. Ini adalah upaya UI untuk mendorong transparansi dan membuka ruang partisipasi yang lebih luas. Bukankah ini langkah yang baik untuk memastikan pedoman pemilihan dekan yang akuntabel?
Kesimpulan: Menjaga Otonomi dan Integritas UI Bersama
Komitmen Universitas Indonesia untuk memastikan pemilihan dekan UI yang transparan dan bebas intervensi politik patut kita apresiasi. Dengan proses yang terbuka, melibatkan partisipasi publik, dan diawasi oleh berbagai pihak, UI berupaya keras untuk memilih pemimpin yang benar-benar bisa membawa kemajuan bagi fakultasnya.
Ini adalah bukti nyata bahwa otonomi perguruan tinggi dan integritas akademik adalah harga mati. Semoga proses ini berjalan lancar dan menghasilkan dekan-dekan terbaik untuk UI!